Burung Kacer yang Semakin Menipis di Alam Mengharuskan Parakicaumania Menangkarkan Burung Kacer - Popularitas Burung Kacer di habitatnya semakin berkurang. Penampilannya penush pesona . Burung tipe fighter (tempur) ini merupakan salah satu perimadona dalam lomba. Bermodal pita suara yang bagus ia pintar menirukan suara burung lain, dan dengan kecerdasan seperti itu pada kicaumania menilainya sebagai koleksi yang mebagakan.
Oleh sebab itu orang rela menyusuri lorong-lorong pasar hanya untuk menemukan burung favorit tersebut. Walaupun orientasi pembeli semakin beragam, baik yang menyiapkan sebagai kontes, untuk diperjualbelikan atau sekedar hiburang di rumah, namun kecintaan publik pada burung kacer tidak pernah lekan. Kabar yang menggembirakan kini semakin banyak penggemar Burung kacer yang mengembangkan langkahnya menjdai penangkar sebuah keputusan yang patut di apresiasi agar Burung Kacer tetep lestari.
Di pasaran, harga burung lokal ini cukup mahal, berkisar antara Rp 200.000-400.000 per ekor dan untuk burung muda (trotol) dihargai Rp 300.000 sedangkan untuk jenis trotolanyang sudah muali ngceh seharga Rp. 300.000. Beda lagi dengan yang sudah rajin berkicau atau juara lomba bisa tembus jutaan rupiah.
Sebagai burung penyani, Kacer memiliki banyak penggemar, Selain warna bulu yang hitam mengkilat merupakan daya pikat launnya adalah kepandaian menirukan irama nyanyian burung lain. Keunggulan lainnya ia merupakan burung trengginas yang gairahnya cepat berkobar saat digantangkan di arena lomba/kontes. Makanan utama burung ini adalah serangga namun kadang memakan cacing atau buah-buahan, bahkan di antaranya ada yang mengkonsumsi madu. Ketika mejadi burung koleksi menu yang disajikan bagi Burung Kacer lebih bervariatif. Kadang di beri jangkrik, ualat hongkong, kroto maupun belalang. serta menu olahan pabrik berupa voor.
Musim kawin kacer berlangsung antara bulan Januari hingga Juli. Sebagai mana kaum lelaki, Burung Kacer jantan menyanyikan lagu-lagu merdu untuk menarik lawan jenisnya. Setelah berhasil menaklukkan berinanya kemudian terjdailah ritual kawin. Beberapa saat kemudian mereka mebuat sarang berbentuk cawan dari rumput, daun mauppun dahan kering jura ranting dan akar-akaran. Mereka bisa membutat sarang dimana saja seperti semak belukar, ranting pepohonan, ringga pohon tua bahkan di atap-atap rumah penduduk. Si betina akan mengerami telurnya yang berjumlah 3 sampai 5 butir.
Namun populasi Kacer sekarang sudah semakin mekhawatirakan dikarenakan perburuan terhadap burung pemakan serangga ini dan permintaan di pasaran meningkat. Untuk melindungi dari kepunahan, pemerintah mewajibkan para pemburu burung memiliki izin khusus. Lalu bagaimana dengan di Indonesia dengan sebaran Kacer yang luas? HIngga berita ini dilasir belum tampak tanda tanda kearah sana.
Kakhawatiran ini kiranya akan terus berlangsung bila melihat realita di lapangan. Simak saja penutuean para pedagang burung di beberapa kota seperti pasar burung Brantang, Kurimata Semarang dan Pasar Turi Surabaya mauun Splendit Malang. Dari hari ke hari penggemar Burung Kacer semakin banyak tapi kebutuhan pasar tidak mendapat pasokan yang tetap dari pedesaan. Pasokan dai pedesaan yang dimaksud adalh burung-burung hasil perburuan liar.
Seharunya tidak demikian bila dilangsungkan program pendampingan terhadap masyarakat tepi hutan agar melakukan penangkaran sehingga potensi mereka berdaya. Hanya saja untuk membangun masyarakat tidak semuah dan secepat membalikkan telapak tangan. Terlebih lagi, bangsa ini sudah terlalu lama terlena dengan kemakmurang alamnya sehingga lupa membangun manusianya.
Silakan Jiaka Ada Komentar Jangan Ragu Ragu !!! Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon